Rabu, 18 Oktober 2017

MENYEMAI ISLAM RAMAH DI PERGURUAN TINGGI

MENYEMAI ISLAM RAMAH DI PERGURUAN TINGGI
Islam Bicara Mengenai Kemajemukan
Islam yang  di bawah Nabi Muhammad sejak awal penyebarannya telah menunjukan wataknnya yang akomodatif terhadap kemajemukan.sejak kelahirannya pada abad ke-7 Islam sudah berada di tengah budaya dan agama-aama lain,seperti yahudi, kristem, buda, majusi dan para penyembah berhala.
Sebagai pribadi yang terlahir dalam lingkungan majemuk Nabi Muhammad telah membuktikan diri sebagai tokoh yang mampu membangun sekaligus mengaplikasukan semangat plura-lisme agama dengan sangat baik.
Fakta sejarah diatas sejalan dengan salah satu prinsip utam a islam yakni tahmatan lil alami, sehingga alamin berlaku bukan hanya untuk agama ummat islam tetapi juga non-muslim.Mengenai kemajemukan islam juga terlihat dalam surah al-kafirun, dimana Allah swt. tidak memberikan ruang kepada Nabi Muhammad dan par sahabatnya untuk memaksa orang yang berbeda keyakinan sehingga mereka memeluk agama islam.Sebab-sebab turunya surah Al-kafirun,iyalah sebagai jawaban atas permintaan orang kafr Quraisy  yang ingin menawarkan perjanjian ’’damai’’ dengan Nabi,agar ummat islam bisa bergantian melakukan peribadaan.
Memahami Pluralisme Keberagaman
Kesadaran menjalankan ajaran agama dan kebanggaan menggunakan simbol-simbol keagamaan oleh sebagian kalangan masyarakat menjadikan fenomina baru dalam kehidupan beragama di indonesia.Akan tetapi pada titik-titik tertentu akan memunculkan sikap-sikap eksklusif dalam beragama.
Eksklusifitas beragama dapat dimaknai sebagai pemahaman dan peraktek keberagamaan yang lebih engfokuskan orientasiya pada ditinya sendri dan kelompoknya.Akibatnya terjadiya toleransi dan tepo seliro baik antar maupun intern ummat beragama.
Krisis toleransi dalam konteks relasi antar dan internal ummat beragama di indonesia,diakui atau tidak,telah berdmpak buru bagi proses keangsungan hudup beragama dan masyarakat bahka pada titik tertentu akan menjadi ancaman yang menakutkan bagi harmo-nisasi kehidupan manusia secara umum.
Tindakan sebagai ummat islam yang merusak harmonisasi hubungan intern dan antar umat beragama dengan melakukan tindakan radikal.
Perbedaan pada hakikatnyamerupakan sunnatullah,suatu keniscayaan kehidupan yang tidak dapat dihindari.Antara satu hal dengan yang lainya pasti memiliki perbedaan, dan faktanya tidak pernah ada dua hal yag sma persis seratus persen.
Islam sesugguhnya hadir sebagai petunjuk bagi penciptaan kehidupan yang penuh keteratran dan keharmonisan. Namun kehadirannya di muka bumi initidak tampil dalam wajah yang seragam seperti ketidak seragaman manusia itu sendiri.
Dalam islam, konsep persaudaraan sesama manusia yang memandang manusia sebagai makhluk tuhan memiliki landasan teologis yang amat fundamental sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat Al-Qur’an dan hadis.
Sejaran peradapan islam di masa klasik telah memperlihatkan sejumlah contoh dan praktis toleransi yang sangat mengagumkan.Peradapan islam yang berkembang di Andalusia dn spanyol merupakan masa keemasan.Sehingga melahirkan seseorang filosofi besar yaitu,Musa ibnu Maimunyang dikenal di eropa sebagai maimodines.
Dalam konteks ini perlu dicatat bahwa tidak ada yag statis.Setiap agama selalu mengalami asang surut menurut sejarahnya.Ada kalanya islam mengalami masa cemerlang.Adakalanya islam mengalami masa kegelapan.Tantangan yang dihadapi oleh umat isam saat ini adalah bagaimana meraih kembali masa-masa keemasan dimasa lampau. Dan bagaimana menafsirkan kembali ajaran-ajaran islam sehinggs mampu mengakomodasi perkembangan kehidupan moders dan universal.

Islam Rahmatan lil Alamim
Islam sebagai ajaran rahmata lil alamin yag sangat jelsa,namun harus diakui bahwa konsep ini belum sepenuhnya  dapat dilaksanakan oleh pemiliknya.  Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. islam merupakan agama yang diturunkan sebagai ajaran yang membawa kedamaian di dunia dan akhirat, bukan agama yang membawa orang-orang menjadi radikal. Islam juga tidak mengajarkan tindakan kekerasan dalam berdakwah. Walaupun timbulnya sisi kekerasan selama ini, itu merupakan sikap dari orang-orang yang kurang mampu untuk memahami ajaran islam dengan baik.   Sejaran perkembangan islam membuktikan bahwa agama islam dikembangkan dengan jalan damai,penuh toleransi dan kasih sayang.
Hal yang patut renungkan adalah mengapa sampai hari ini masih saja muncul tindakan-tndakan kekerasan yang egatas namakan agama ? Bukakah konsep islam mengenai keragaman begitu indahnya,dan bukankan islam telah mengajarka bagaimana mengajarkan dan mendakwakanagama ini dengan bijaksana. Hal inilah yang harus kita perhatikan dalam kehidupan sehati-hari kita, agar kita bisa membangun kehidupan yang harmonis.
JIHAD, UKHUWAH, DAN NASIONALISME
A.    Jihad;sebuah Potret Perlawanan Terhadap Barat
1.      Makna Jihad
Jika banyak ulama’ yang berpendapat tentang jihad.  Dari banyak nya pendapat dapat disimpulkan bahwa pengrtian jihad secara etimologi adalah sebagai perang, dakwah, kesungguhan, kekuatan, kelapangan, menahan hawa nafsu dan perjuangan yang sifatnya umum.
 Jihad dalam Perpektif Al-Quran dan Hadits
Kata jihad banyak disebutkan dalam Al-Qura dan hadits.sementara itu banyak para ulama’ pakat hadits meriwayatkan hadits yang berkaitan ddengan jihad, baik yang berhubungan dengn peperang an ataupun dengan yang lainya.
Oleh karena itu, mendakwakan dengan cara yang keras tidaklah diperbolehkan, karena kebebasan beragama umat dijunjung tinggi dalam Al-Quran.
Jika kita melihat dalam sejarah kehidpan Nabi Muhammad, beliaw tidak pernah memaksa seseorang utuk memeluk agama islam. Nabi Muhammad baru memutuskan berperang apa bila orang tidak lagi  mengindakan ajaran damai dan memilih berperang. Tidak pernah termuat dalam sejarah Nabi memerangi orang-orang mengingunkan kedamaian, dan tidak melanggar janji.
Jihad dalam Stereotype Dunia Barat
Jihad juga sering difahami sebagai ajaran Islam yang mengajarkan Kekerasan, terorisme, dan perang suci.Stiqma miring tersebut diperkuat     oleh sejumla kelompok islam radikal yang memang memahami jihad sebagai perang melawan musuh-musuh islam dengan menghalalka aksi kekerasa.
Tuduha yang diberikan oleh pihan non muslim ini sudah tidak bisa dianggap remeh. Stiqma berpegaruh pada anggapan bahwa doktrin perang yag terdapat dala ajaran agama memicu orang islam suka berperang dan harus darah. Jihad sendiri mempunya dua pengertian; jihad melawan jiwa, dan jihad melawan peperangan yang disyaratkan.
Nasionalisme Versus Pan- Islamisme
Latar Belakang Munculnya Ide Pan-Islamisme
Sebagai telah diketahui, bantuan antaran islam dan kekuatan eropa     telah menyadarkan umat bahwa mereka telah tertinggsl dari eropa. Pada abat ke-17, muncullah pembaharuan di beberapa wilayah di afrika,timur tengahdan india.
Salah satu yang melakukan pembaharuan dalam islam inin adalah   jamaluddun Al-Afghani. Jamaluddin adalah seorang pemimpin pembharuan dalam islam yang tempat tinggal dan aktifitasnya berpindah dari satu negara islam ke negara islam lain, serta pengaruh terbesar di tinggalkannya di Mesir. Dia juga tokoh yang pertama kali  menganjurkan untuk kembali pada tradisi muslim dengan cara yang sesuaidengan berbagai problem.
 Pan-Islamisme hahir disebabkan, paling tidak, oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Internal disebabkan faktor umat itu islam sendiri. Eksternal datang dari luar islam, yakni dari barat.
Menperkuat Ukhuwah Islam
1.Makna Ukhuwah dalam Islam
Kata ukhuwah diambil dari kata bahasa arab(أخا) kemudian melahirkan beberapa pengertian sehingga menjadi kata( الصاحب الصديك ( .sahabat
Namun Quraish shihab  mengatakan bahwa pengertia seperti ini kurang tepat. Ada tiga konsep ukhuwah yag di ajarkan islam.
1.Ukhuwah keagamaan, seperti shalat, puasa, zakat, dan lain lainnya.
2.Ukhuwah kebangsaan, seperti meruppakan persaudaraan dalam arti sebangsa walaupun tidak seagama.
3.Ukhuwah Fil Wathany wan nasab adalah saudara dalam seketurunan dn kebangsaan seperti yang diisyaratkan dalam Al-Quran.
Ukhuwah Insaniah , yaitu persaudaraan sesama umat manusia.
Ukhuwah Islam di Persimpangan Jalan
1.      Ta’aruf( saling Mengenal)
2.      Tafahum(saling Memahami)
3.      Ta’awun( saling Menolong)
4.      Takaful(Saling Memberi Perlindungan)

Memahami tahapan-tahapan diatas apakah kita sudah melakukan semuanya?
RADIKALISME DI KALANGAN UMAT ISLAM
Radikalisme dan Klaim Keselamatan
1.Seputar Radikalisme
Radikalisme merupakan seseorang yang menginginkan perubahan kondisi dari berbagai aspek kehidupan dengan cara mendekonstuksi akar masalah yanng ada. Atau dengan cara upaya melakukan perubahan secara cepat dan mendalam pada bidang tertentu.
2 .Klaim Keselamaan
Disintegrasi umat islam sebenarnya sudah dipredeksi oleh nabi sejak 14 abat yang lalu. Perpecahan dalam interen umat Islam ini oleh Muhammad diprediksi pecah menjadi sekitar 73 kelompok.
Radikalisme Beragama Dalam Lintasan Sejarah Islam
1.Asal- usul dan latar belakang Radikslisme
Dalam konteks historis, embrio radikalisme dalam islam sesungguhnya sudah tersemai sejak ratusan tahun silam. Kala itu abu Musa al Asy’ari mewakili ali bin thalib dan Amru ibn’ash mewakili mu’awiyah bin abi sufyan terlibat dalam peristiwa heboh yang dikenal dengan peristiwa “tahkim”.
Perilaku Radikal Pada Masa Awal Islam
Sejarah islam telah mencatat bahwa umat islam pada awal perkembangannya telah melakukan tindak kekersan yang diyakini sebagian dari perjuangan menegakkan yang diyakininya sebagai kebenaran.
MenggantikanPembunhan Kekhalifah Ustman Bin Affan
Khalifah Usman bin Affan merupakan khalifah ketiga m khalifan umat bin khattab. Garis keturunan Usman bertemu dengan Nabi pada Abdul Manaf.Usman dilahirkan tahun kelima setelah penyerangan pasukan gajah. Terjadinya pembunuhan terhadap khalifah Usman dikarenakan. Abdullah bin saba (dari golongan syi’ah ekstrim) menghasud masyarakat dengan mengatakan bahwa Nabi  saw. telah membetikan wasiat kepada Ali Bin Abi Thalib untuk menjadi khalifah sehingga terjadi perselisihan. Kemudian mereka menuntut untuk menurunkan gubernur mesir yang memerintah sewenang wenang, akhirnya Usman mengabulkan permintaannya.dengan perasaan puas meraka kembali. Ditengah  pemberontak  berhasil menengkap kurir yang membawa surat untuk pengusaha mesir.yag isinya suatu perintah untuk membunuh muhammad bin abu bakar dan pengikutnya.ternyata mereka menjadi marah. Kemudin mereka kembali ke madina untuk ent peertunggung jawaban khalifah.mereka menuntut agar sipenulis diserahka. Akan tetapi uman tidak tahu tentang surat tersebut. Karena permintaan mereka tidak dipenuhi, akhirnya mereka menyebur rumah usman dan membunuh usman.
Pembunuhan Khalifah Ali Bin Abi Thalib
Khalifah ali dibunuh karena adanya konflik  antara Ali dan muawiyah. Pada saat itu terjadilah gencangan senjata antara ali dan muawiyah di daerah siffin. Dalam pertempuran muawiyah terdesak dan hampir mengalami kekalahan. Akan tetapi pihak muawiyah mengajukan gencatan senjata untuk mengulur waktu. Kemudian ali menerima tawaranya. Kemudian peristiwa itu dikenal dengan perang tahkim.
Peristiwa tahkim yang dilakukan ali tidak serta merta memuaskan pasukan pedukungnya.sebagian menerima dan sebagian menolaknya. Kemudian yang menolaknya membuat keompok sendiri yang selanjutnya disebut dengan khawarij. Semakin hari kelompok khawarij semakin kuat. Kekecewaan kelompok khawarij kepada ali terus meningkat dan puncaknya kelompok ini melakukan tindaka dengan melakukan pembunuhan kepada khalifah ali.
Konflik Internal Umat Masa Awal Islam
1.Perang Jamal
Perang jamal merupakan perang antara pengikut ali dan aisyah.  Mula-mulanya abdullah ibnu saba’ mrlakukan suatu rencana untuk membuat dua kelompok tersebut saling bermusuhan.mereka tak ingin pasukan ali da aisyah berdamai. Untuk memprovokasi, pengikut saba’mulai memerangi pengikut aisyah.sehingga terjadilah dua pertempuran yang sangat sengit, sehingga ali tidak bisa menghentikanya. Yang mana perperangan tersebut di depan unta yang membawa taandu aisyah . sehingga, kemudian perang ini di kenal dengan perang jamal. Kenmudia ali mengembalikan aisyah ke mekkah.
2.Perang siffin
Perang siffin adalah perang atara ali dan muawiyah. Dlegasi yng diutus ali dan muawiyah tidak menghasilkan apa-apa sehingga kwduannya menempatkan di siffin. Perangpun berkecamuk dan banyak yang terbunuh dari dua pihak . hampir saja ali menang dalam peperangan ini.
Syi’ah
Syi’ah adalah kelompok  masyarakat yang menjadi pendukung Ali Bin Abi Thalib. Mereka berpendapat bahwa Ali  adalah imam dan khalifah yang ditetapkan melalu nash(wahyu) dan wasiat dari Nabi, baik secara terang-terangan maupun secara implisit. Kekhsan  paham syi’ah terletak pada sumber petunjuk kwagamaan Nabi; kendati kaum sunni menerimanya dari sahabat Nabi, kaum syi’ah membatasiya hanya pada anggota-anggota ahlul bait.
Khawarij
Adalah suatu kelompok pengikut Ali bin abi thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketidak sepakatan terhadap keputusan Ali yang menerima perang siiffin dengan kelompok pemberontak muawiyah bin Abi Sufyan.
Murjiah
Merupakan penunda penyelesaian persoalan konflik politik antara Ali Bin Abi Thalib dengan Muawiyah dan Khawarij.
Tokoh Dan Varian Gerakan Radikal
Tokoh-tokoh Inspirator Gerakan Radikal
Sepanjang sejarah perjalanan islam, muncul beberapa tokoh yang dianggap menginspirasi lahirnya geraka radikal. Berikut ini sekilas mengenai tokoh-tokoh tersebut.
Ibnu taimiyah
Ibnu taimiyah merupakan tokoh pemikir dan aktivis-ulama’ yang memiliki pengaruh terhadap ideologi islam radikal.
Beliau menggunakan cara penafsiran Al-Quran dan hadits secara kaku dan harfiah. Latar belakang inilah beliau memiliki pendapat yang konservatif da fundamentalis.
Hasan al Banna
Beliau adalah seorang tokoh yang menjadi lawan politik pemerintah mesir, yang selalu mejadi batu sandungan bagi perkembangan mesir di era medernisasi. Beliau seorang guru yang berlatar belakang keagamaan tradisional dan memiliki pengetahuan tentang pemikiran barat.
Sayyid Qutub
Beliau seorang intelektual terdidik, pejabat pemetintah dan aktivis militan yang mengancam terhadap pemerintah meser dan amerika.
Dengan pemikirannya yang keras dan dukungnnya terhadap langkah-langkah jiha, ia mendapatkan julukan sebagai bapak radikalisme islam.
Varian Gerakan Radika
Sepanjang sejarah islam, telah banyak organisasi pergerakan baik sekala nasional maupun internasional yang tidak segan berusaha mewujudkan cita-cita organisasinya dengan cara kekerasan.
Sedangkan menurut mashuri gerakan islam radikal dapat dikatagorikan menjadi tiga unsur besar: (1) Islam politik (2) Jihadist (3) Dakwah. Masing-masing berakat dari jantung yang sama.
 

IDEOLOGI

PENGERTIAN IDEOLOGI
Ideology berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis.Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-cita yang mereka inginkan. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati dan diresapi menjadi suatu keyakinan.Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya.
secara etimologis (asal-usul bahasa) ideologi berarti ilmu tentang gagasan-gagasan atau ilmu yang mempelajari asal-usul ide. Ada pula yang menyatakan ideologi sebagai seperangkat gagasan dasar tentang kehidupan dan masyarakat, misalnya pendapat yang bersifat agama ataupun politik.
Istilah ideologi terutama dilekatkan dengan aspek politik pemerintahan atau gerakan politik suatu negara.Di Indonesia misalnya, Pancasila diakui sebagai ideologi negara.Pancasila ini terdapat di dalam konstitusi (UUD 1945), tepatnya di dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila, sebab itu, menjadi cara pandang bangsa Indonesia, baik terhadap diri, lingkungan, negara, maupun dunia internasional. Sering kali, jika terjadi konflik antarkelompok di dalam masyarakat, Pancasila dijadikan rujukan untuk memperoleh titik temu. Sosialisasi Pancasila sebagai ideologi negara secara aktif dilakukan pemerintah melalui aneka cara.

 FUNGSI IDEOLOGI
Setelah mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi dari ideologi tersebut. Soerjanto Poespowardojo mengemukakan fungsi ideologi sebagai berikut:
1.Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami kejadian dalam keadaan alam sekitarnya.
2.Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat.
3.Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang.
4.Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
5.Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
6.Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung didalamnya.
Kesimpulan yang bisa ditarik adalah sekalipun pengertian ideologi bervariasi, tetapi jika dicermati sesungguhnya terkandung inti-inti kesamaan.Kesamaan-kesamaannya, yakni ideologi adalah prinsip, dasar, arah, dan tujuan dalam kehidupan.Selain mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi ideologi.Ideologi berfungsi mendasari kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal serta jalan bagi suatu kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara.    

 
MACAM-MACAM IDEOLOGI
Ada beberapa jenis ideologi yang terdapat di dunia saat ini, yaitu:
1. Liberalisme
Ideologi ini mengajarkan kebebasan yang mutlak bagi setiap individu. Kebebasan ini didasarkan keyakinan bahwa semua manusia pada dasarnya adalah baik. Schapiro menjelaskan serangkaian prinsip dari Liberalisme yaitu : (1) keyakinan mengenai pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap tujuan yang diharapkan; (2) semua manusia memiliki hak-hak yang sama di depan hukum yang dimaksudkan bagi kemerdekaan sipil; (3) tujuan utama dari setiap pemerintahan adalah mempertahankan kebebasan, persamaan, dan keaman dari semua warga negara; (4) adanya kebebasan berpikir dan berekspresi; (5) liberalisme yakin akan adanya kebenaran yang obyektif, bisa ditemukan melalui kegiatan berpikir menurut metode riset, eksperimen, dan verifikasi; (6) agama merupakan hal yang harus ditoleransi; (7) liberalisme berpandangan dinamis mengenai dunia, dan; (8) kaum liberal adalah mereka yang idealis (hendak mencapai tujuan) melalui praktek-praktek yang dipertimbangkan. Negara penganut Liberalisme yaitu: Amerika Serikat, Argentina, YUnani, Rusia, Zimbawe, Australia, Jerman, Spanyol, Swedia dll.   
2. Konservatisme
Ideologi ini mengajarkan tentang manusia yang harus memelihara kondisi yang sudah ada serta menciptakan keadilan.
3. Komunisme
Ideologi ini mnegajarkan bahwa semua manusia adalah sama dan tidak ada hak pribadi, karena semua faktor ekonomi dan produksi dikuasai negara. Negara yang masih menganut komunisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.
4. Marxisme
Ideologi ini mengajarkan dasar-dasar komunisme.
5. Feminisme
Ideologi ini mengajarkan untuk menciptakan persamaan hak antara pria dan wanita dengan cara pemerataan dan kesetaraan gender.
6. Sosialisme
Ideologi ini mengajarkan bahwa manusia harus saling membantu, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Negara yang menganut paham sosialisme adalah Kuba dan Venezuela.
7. Fasisme
Ideologi ini mengajarkan bahwa peran negara adalah mutlak karena negara diyakini sangat diperlukan dalam upaya menciptakan tatanan kehidupan dalam masyarakat. Negara yang menganut paham faiisme adalah Italia, Jerman .
8. Kapitalisme
Ideologi ini mengajarkan bahwa individu berhak untuk mendapatkan hak dalam bidang perekonomian.Negara tidak boleh terlibat dalam semua aktivitas perekonomian yang dilakukan individu.
Kapitalisme terdiri atas 3 varian, yaitu Kapitalisme Pedagang, Kapitalisme Produksi, dan Kapitalisme Finansial.Kapitalisme Pedagang (Merchant Capitalism) termasuk jenis Kapitalisme yang paling tua.Kapitalis (pelaku permodalan) menginvestasikan hartanya untuk mencari barang yang langka dan memiliki keuntungan jika diperdagangkan.Investasi tidak harus berupa uang, melainkan dapat termasuk kendaraan, barang kebutuhan primer, barang berharga, dan sejenisnya. Kapitalisme Pedagang menuntut pembukaan pasar yang nantinya akan dilakukan monopoli atasnya.      
Kapitalisme Produksi (Production Capitalism) dilakukan oleh Kapitalis yang memiliki alat dan cara produksi. Bentuk yang paling dikenal adalah “pabrik.”Pabrik digunakan untuk memproduksi barang tertentu, untuk kemudian dipasarkan.Untuk memproduksi barang, pemilik pabrik membutuhkan pekerja (labor). Labor ini sekaligus juga konsumen dari barang yang mereka produksi. Barang yang dihasilkan ditukar dengan uang di “pasar” (market). Keuntungan dari penjualan digunakan Kapitalis untuk diinvestasikan ke dalam pabriknya, ataupun pada kegiatan lain. Uang, cara produksi, alat produksi, pasar, profit, dan uang, adalah konsep-konsep kunci untuk menganalisis Kapitalisme Produksi ini.
Kapitalisme Keuangan (Financial Capitalism) merupakan bentuk terbaru dari Kapitalisme. Dalam Kapitalisme Keuangan, modal diinvestasikan bukan ke dalam bentuk barang, tenaga kerja, atau pabrik. Uang diinvestasikan ke dalam sellisih uang.Komoditas produksi Kapitalisme Keuangan adalah saham dan nilai tukar uang (valuta).Pasar dalam kegiatan Kapitalisme Keuangan adalah “bursa efek.”Kapitalisme Keuangan inilah yang kerap menciptakan devaluasi (penurunan) nilai mata uang dunia. Negara yang menganut paham kapitalisme adalah Inggris, Belada, Spanyol, Australia, Portugis, dan Perancis.             
9. Demokrasi
Ideologi ini mnegajarkan bahwa kedaulatan sepenuhnya ada di tangan rakyat.
10. Neoliberalisme
Ideologi ini mengajarkan untuk menciptakan kembali kebebasan individu yang dikatikan dengan terjadinya pasar bebas di dunia internasional.
Ideologi terbagi menjadi dua, yaitu ideologi terbuka dan ideologi tertutup.
Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah :
- Ideologi Terbuka
1. Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
2. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
3. Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat.
4. Bersifat dinamis dan reformis.
5. Ciri khas ideologi terbuka adalah cita-cita dasar yang ingin diwujudkan masyarakat bukan berasal dar luar masyarakat atau dipaksakan dari elit penguasa tertentu.
6. Terbuka kepada perubahan-perubahan yang datang dari luar, tetapi memiliki kebebasan dan integritas untuk menentukan manakah nilai-nilai dari luar yang mempengaruhi dan mengubah nilai-nilai dasar yang selama ini sudah ada dan manakah yang tidak boleh berubah.
 
- Ideologi Tertutup
1. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
2. Bukan berupa nilai dan cita-cita.
3. Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku.
4. Terdiri atas tuntutan konkret dan operasional yang diajukan secara mutlak.

4) KETERKAITAN IDEOLOGI DAN AWK
Ideologi juga konsep yang sentral dalam analisis wacana yang bersifat kritis. Hal ini karena teks, percakapan , dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu. Salah satu strategi utamanya dengan membuat kesadaran kepada khalayak bahwa dominasi itu diterima secara taken for granted. Wacana dalam pendekatan semacam ini dipandang sebagai medium melalui mana kelompok yang dominan mempersuasi yang mengkomunikasikan kepada khalayak produksi kekuasaan dan dominasi yang mereka miliki,sehingga tampak absah dan benar.
Kedua,ideologi meskipun bersifat sosial ia digunakan secara internal diantara anggota kelompok atau komunitas.Oleh karena itu,ideologi tidak hanya menggunakan fungsi kordinatif dan kohesi tetapi juga membentuk identitas diri kelompok,membedakan dengan kelompok lain. Ideologi ini bersifat umum,abstrak,dan nilai yang terbagi antara anggota kelompok menyediakan dasar bagaimana masalah harus dilihat. Dengan pandangan semacam ini,wacana lalu tidak dipahami sebagai sesuatu yang netral dan berlangsung secara alamiah,karena dalam setiap wacana selalu terkandung ideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruh.
 Oleh karena itu, analisis wacana tidak bisa menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi harus melihat konteks bagaimana, ideologi dari kelompok kelompok yang ada tersebut berperan dalam memebentuk dalam wacana. Misalnya dalam teks berita dapat dianalisis apakah teks yang muncul tersebut pencerminan dari idiologi seseorang,            apakah            diafeminis, antifeminis, kapitalis, sosialis, dan sebagainya.   

Daftar Pustaka
 Yule, G. B. (1996). Analisis Wacana. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

EVALUASI ILMU DAN FILSAFAT

EVALUASI ILMU DAN FILSAFAT


A.    PENDAHULUAN
Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Dengan demikian kurikulum yang telah dirancang, disusun dan diproses dengan maksimal diupayakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tentu saja terkait dengan hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat, salah satunya adalah mengembangkan potensi fitrah manusia. Untuk mengetahui kapasitas, kualitas, peserta didik perlu diadakan evaluasi. Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar dan penddidikan secara keseluruhan.
Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan yang ditetapkan berdasarkan perencanaan sebelumnya dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru untuk peserta didik. Betapapun baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan yang telah ditetapkan, tidak akan tercapai sasarannya.
Terkait dengan evaluasi dalam makalah ini akan dibahasa tentang pengertian evaluasi pendidikan Islam, tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan Islam, prinsip-prinsip evaluasi pendidikan Islam, sistem evaluasi pendidikan Islam dan sasaran evaluasi pendidikan Islam. 
B.     PEMBAHASAN
1. EVALUASI
a)      Pengertian Hakekat
Berbicara tentang hakekat berarti berbicara tentang teori keberadaan, dan hasil berpikir tentang segala sesuatu yang ada dan mungkin ada telah terkumpul banyak.  Nama  lain  untuk  teori  hakikat  ialah  teori  tentang keadaan,  demikian  pandangan  Langevel  sebagaimana  dikutip  Ahmad Tafsir.
Hakekat adalah realitas, yakni ke-real-an; “real” artinya kenyataan yang sebenarnya. Hakekat adalah kenyataan yang sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan yang menipu, bukan keadaan yang berubah. Suatu pengandaian, bahwa pada hakekat-Nya pemerintahan   demokratis  menghargai  pendapat  rakyat.  Mungkin orang pernah menyaksikan pemerintahan itu melakukan tindakan sewe- nang-wenang, tidak menghargai  pendapat rakyat. Itu hanyalah keadaan sementara, bukan hakiki. Yang hakiki  pemerintahan itu demokratis. Me- lihat suatu obyek fatamorgana, ia tidak real  karena tidak ada. Karena itu fatamorgana itu bukan hakekat.
Bahasa  lain  dari  teori  hakekat  adalah  ontologi.  Ontologi  dalam bahasa Inggris “ontology” berakar dari bahasa Yunani “on” berarti ada, dan  ontos berarti keberadan. Sedangkan “logos” berarti pemikiran.   Jadi ontologi   adalah  pemikiran  mengenai  yang  ada  dan  keberadaannya. Sedangkan  menurut  A.R.  Lacey  sebagaimana  dikutip  Suparlan  bahwa ontologi  diartikan   sebagai  “a  central  part  of  metaphisics”. Sedangkan metafisika diartikan sebagai “that which comes after ‘physics’ yakni hal yang hadir setelah fisika. Dalam metafisika, pada dasarnya dipersoalkan menge- nai substansi atau hakekat yang ada.


b)     Pengertian Evaluasi
Menurut bahasa evaluasi berasal dari bahasa Inggris, “evaluation”, yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan intrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan. Dengan demikian secara sederhana dapat disimpulkan bahwa evaluasi pendidikan adalah penilaian untuk mengetahui proses pendidikan dan komponen-komponennya dengan instrumen yang terukur. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
c)      Jenis-Jenis Evaluasi:
Selanjutnya jenis evaluasi dapat dibedakan sebagai berikut:
  1. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi, yaitu:
a)      Evaluasi diagnostik, adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
b)      Evaluasi selektif adalah adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
c)      Evaluasi penempatan adalah adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
d)     Evaluasi formatif adalah adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar dan mengajar.
e)      Evaluasi sumatif adalah adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan bekajra siswa.
  1. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran
a)      Evaluasi konteks yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan
b)      Evaluasi input, evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c)      Evaluasi proses, evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
d)     Evaluasi hasil atau produk, evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
e)      Evaluasi outcome atau lulusan, evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
  1. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran
a)      Evaluasi program pembelajaran, yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspek-aspek program pembelajaran yang lain.
b)      Evaluasi proses pembelajaran, yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c)      Evaluasi hasil pembelajaran, mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
  1. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi Berdasarkan objek:
a)      Evaluasi input, evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
b)      Evaluasi transformasi, evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran antara lain materi, media, metode dan lain-lain.
c)      Evaluasi output, evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.
  1. Berdasarkan subjek :
a)      Evaluasi internal, evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
b)      Evaluasi eksternal, evaluasi yang dilakukan oleh orang
luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.






2.      PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Selain itu terdapat pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia: philos berarti cinta, suka (loving), dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya disebut Pholosopher yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.
Sementara itu, A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa pengertian filsafat telah mengalami perubahan-perubahan sepanjang masanya. Pitagoras (481-411 SM), yang dikenal sebagai orang yang pertama yang menggunakan perkataan tersebut. Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengertian fisafat dar segi kebahsan atau semantik adalah cinta terhadap pengetahuan atau kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebikasanaan sebagai sasaran utamanya. Filsafat juga memilki pengertian dari segi istilah atau kesepakatan yang lazim digunakan oleh para ahli, atau pengertian dari segi praktis.
Selanjutnya bagaimanakah pandangan para ahli mengenai pendidikan dalam arti yang lazim digunakan dalam praktek pendidikan. Dalam hubungan ini dijumpai berbagai rumusan yang berbeda-beda. Ahmad D. Marimba, misalnya mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si – terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Berdasarkan rumusannya ini, Marimba menyebutkan ada lima unsur utama dalam pendidikan, yaitu: (1) Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan atau pertolongan yang dilakukan secara sadar; (2) Ada pendidik, pembimbing atau penolong; (3) Ada yang di didik atau si terdidik; dan (4) Adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan tersebut, dan. 5) Dalam usaha tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
Sebagai suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan kompherhensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya yang pernah diturunkan Tuhan sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga hari akhir. Islam tidak hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepada Allah saja, melainkan juga mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia termasuk di dalamnya mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah al Qur’an dan al Sunnah.
Sebagai sumber ajaran, al Qur’an sebagaimana telah dibuktikan oleh para peneliti ternyata menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran. Demikian pula dengan al Hadist, sebagai sumber ajaran Islam, di akui memberikan perhatian yang amat besar terhadap masalah pendidikan. Nabi Muhammad SAW, telah mencanangkan program pendidikan seumur hidup (long life education ).
Dari uraian diatas, terlihat bahwa Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya bersumber pada al- Qur’an dan al Hadist sejak awal telah menancapkan revolusi di bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang ditempuh al Qur’an ini ternyata amat strategis dalam upaya mengangkat martabat kehidupan manusia. Kini di akui dengan jelas bahwa pendidikan merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari keterbelakangan menuju kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari ketertindasan menjadi merdeka, dan seterusnya.
Dasar pelaksanaan Pendidikan Islam terutama adalah al Qur’an dan al Hadist Firman Allah : “ Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (al Qur’an) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan al Qur’an itu cahaya yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benarbenar memberi petunjuk kepada jalan yang benar ( QS. Asy-Syura : 52 )” Dan Hadis dari Nabi SAW : “ Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya, serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan ia” (al Ghazali, Ihya Ulumuddin hal. 90)”
Dari ayat dan hadis di atas tadi dapat diambil kesimpulan:
  1. Bahwa Al Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridloi Allah SWT.
  2. Menurut Hadist Nabi, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan Islam.
  3. Al Qur’an dan Hadist tersebut menerangkan bahwa nabi adalah benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk, memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam. Bagi umat Islam maka dasar agama Islam merupakan fondasi utama keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran Islam bersifat universal yang kandungannya sudah tercakup seluruh aspek kehidupan ini.
Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya. Corak pendidikan itu erat hubungannya dengan corak penghidupan, karenanya jika corak penghidupan itu berubah, berubah pulalah corak pendidikannya, agar si anak siap untuk memasuki lapangan penghidupan itu. Pendidikan itu memang suatu usaha yang sangat sulit dan rumit, dan memakan waktu yang cukup banyak dan lama, terutama sekali dimasa modern dewasa ini. Pendidikan menghendaki berbagai macam teori dan pemikiran dari para ahli pendidik dan juga ahli dari filsafat, guna melancarkan jalan dan memudahkan cara-cara bagi para guru dan pendidik dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan pengajaran kepada para peserta didik. Kalau teori pendidikan hanyalah semata-mata teknologi, dia harus meneliti asumsi-asumsi utama tentang sifat manusia dan masyarakat yang menjadi landasan praktek pendidikan yang melaksanakan studi seperti itu sampai batas tersebut bersifat dan mengandung unsur filsafat. Memang ada resiko yang mungkin timbul dari setiap dua tendensi itu, teknologi mungkin terjerumus, tanpa dipikirkan buat memperoleh beberapa hasil konkrit yang telah dipertimbangkan sebelumnya didalam sistem pendidikan, hanya untuk membuktikan bahwa mereka dapat menyempurnakan suatu hasil dengan sukses, yang ada pada hakikatnya belum dipertimbangkan dengan hati-hati sebelumnya.
Sedangkan para ahli filsafat pendidikan, sebaiknya mungkin tersesat dalam abstraksi yang tinggi yang penuh dengan debat tiada berkeputusan,akan tetapi tanpa adanya gagasan jelas buat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang ideal. Tidak ada satupun dari permasalahan kita mendesak dapat dipecahkan dengan cepat atau dengan mengulang-ulang dengan gigih kata-kata yang hampa. Tidak dapat dihindari, bahwa orang-orang yang memperdapatkan masalah ini, apabila mereka terus berpikir,yang lebih baik daripada mengadakan reaksi, mereka tentu akan menyadari bahwa mereka itu telah membicarakan masalah yang sangat mendasar.
Sebagai ajaran (doktrin) Islam mengandung sistem nilai diatas mana proses pendidikan Islam berlangsung dan dikembangkan secara konsisten menuju tujuannya. Sejalan dengan pemikiran ilmiah dan filosofis dari pemikir-pemikir sesepuh muslim, maka sistem nilai-nilai itu kemudian dijadikan dasar bangunan (struktur) pendidikan islam yang memiliki daya lentur normatif menurut kebutuhan dan kemajuan.
Pendidikan Islam mengidentifikasi sasarannya yang digali dari sumber ajarannya yaitu Al Quran dan Hadist, meliputi empat pengembangan fungsi manusia:
  1. Menyadarkan secara individual pada posisi dan fungsinya ditengah-tengah makhluk lain serta tanggung jawab dalam kehidupannya.
  2. Menyadarkan fungsi manusia dalam hubungannya dengan masyarakat, serta tanggung jawabnya terhadap ketertiban masyarakatnya.
  3. Menyadarkan manusia terhadap pencipta alam dan mendorongnya untuk beribadah kepada Nya
  4. Menyadarkan manusia tentang kedudukannya terhadap makhluk lain dan membawanya agar memahami hikmah tuhan menciptakan makhluk lain, serta memberikan kemungkinan kepada manusia untuk mengambil manfaatnya
Setelah mengikuti uraian diatas kiranya dapat diketahui bahwa Filsafat Pendidikan Islam itu merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber sekunder.
Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan adalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam, jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal, bebas, tanpa batas etika sebagaimana dijumpai dalam pemikiran filsafat pada umumnya.
  1. 3.      HAKEKAT EVALUASI DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Penilaian dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajar- an.  Penilaian dapat dilakukan baik dalam suasana formal maupun infor- mal, di dalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan belajar meng- ajar  atau  dilakukan  pada  waktu  yang  khusus.  Penilaian  dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes tertulis, penilaian hasil kerja siswa mela- lui kumpulan hasil  kerja  (karya) siswa (fortofolio), dan penilaian unjuk kerja (perfomance) siswa.
Ajaran Islam yang menaruh perhatian yang besar terhadap evaluasi. Allah  swt dalam berbagai firman-Nya dalam kitab suci Al-Qur’an meng- informasikan  bahwa, pekerjaan evaluasi merupakan suatu tugas penting dalam  rangkaian  proses pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pen- didik. Abuddin Nata mengutip (Q.S. al-Baqarah/2: 31-32) menyebut empat hal yang dapat diketahui. Pertama, Allah swt bertindak sebagai guru yang memberikan pelajaran kepada Nabi Adam as. Kedua, para malaikat tidak memperoleh pengajaran sebagaimana  yang diterima Nabi Adam, mereka tidak dapat menyebutkan nama-nama benda.  Ketiga, Allah swt meminta kepada  Nabi  Adam  agar  mendemonstrasikan ajaran  yang  diterimanya. Keempat, materi evaluasi, haruslah materi yang pernah diajarkannya.



  1. C.    KESIMPULAN
  2. Hakekat evaluasi pendidikan Islam adalah konsep berpikir tentang pe- nilaian  dalam  proses  belajar  mengajar  yang  mempunyai tujuan  dan fungsi untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau tidaknya tujuan pen- didikan Islam  (dengan seluruh komponen yang terlibat di dalamnya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
  3. Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna bagi siswa, guru dan sekolah itu sendiri. Bagi siswa dua kemungkinan, memuaskan dan tidak memuaskan, sedangkan bagi guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah menguasai atau yang belum menguasai pelajarannya. Demikian juga penggunaan metode yang tepat. Jika sebahagian besar dari siswa memperoleh angka jelek, maka boleh jadi penyebabnya adalah pendekatan atau metode yang kurang tepat. Sedangkan bagi sekolah adalah menciptakan kondisi belajar sebagai cermin sekolah yang berkualitas.
  4. Baik tujuan umum maupun tujuan khusus dari evaluasi pendidikan adalah merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegai- rahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.

  1. D.    PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat.