Rabu, 05 Juli 2017

SUAMIKU, Izinkan Aku Jadi Teman Hidupmu

Ketika kau merasakan lelah, izinkan pundakku menjadi tempat ternyamanmu untuk bersandar,  Kita saling bercengkerama mesra, ngobrol haha hihi sembari mengusap keringat satu sama lain, ah bahagianya.
Ketika kau merasakan lapar, aku tlah menyiapkan masakan terbaikku untuk kau nikmati, walau kemampuan masakku payah, masih sering gosong sana sini, katamu masakan buatanku adalah yang terbaik di dunia, itu gombalmu, sekaligus menjadi semangatku.
Ketika kau merasakan sakit, biarkan aku yang jadi dokter di rumahmu, jadi ibu yang mengkhawatirkanmu, jadi bayi yang menangis meratapimu, jadi istri yang selalu berada di sampingmu. Suka dan duka kita bersama. Itu janji kita bukan?
Ketika kau merasakan marah, maafkan aku yang sering berbuat salah, maafkan keegoisanku yang membuatmu bermuram durja. Aku tidak ingin malaikat melaknatiku. Aku tidak akan bisa memejamkan mata tuk tidur sebelum kau memaafkanku, sayang.
Ketika kau bahagia, bagiku senyummu adalah harta karun terbesarku. Kau yang tlah berani meminangku dengan baik-baik, maka sudah selaiknya pula tugasku membuatmu terjaga dalam keadaan baik. Sebab ku bersyukur, diantara puluhan akhwat yang mengantri padamu, aku lah yang kau pilih. Gadis biasa nan sedikit ilmu agama.
Ketika kau sudah tak punya apa-apa lagi, jadikan diriku sebagai sebaik-baik perhiasanmu. Aku kan selalu di sampingmu. Aku kan selalu bersamamu. Anak-anak shalih kita kan menjadi mahkota cahaya di surga nanti. Sayang, aku tak akan pernah mengeluh. Maka, kau masih menjadi lelaki terkaya di bumi ini karena memiliki kami, anak-anak dan istrimu.
Ketika kau.. tidak.. ketika kita tua nanti, Usia adalah titipan Tuhan, tidak perlu menyalahkan takdir kehidupan. Kita mungkin akan sering bertengkar masalah sepele, saling sibuk menyalahkan walau mungkin hanya karena lupa menaruh barang dimana. Tapi ingatlah janjimu saat menikahiku, istri adalah selimut seorang suami, dan suami adalah selimut bagi sang istri. Aku sudah tidak butuh hartamu, aku tidak peduli banyak kerutan wajah di pipimu, yang kuinginkan hanya satu; dekap diriku dengan sepenuh keimanan.
Ketika salah satu diantara kita ada yang lebih dahulu menghadap Allah, tak perlu bersedih hati, sayang. Maut sekali-kali tidak akan bisa memisahkan kita. Karena katamu, cinta dua orang shalih di dunia adalah penguji kesabaran, maut adalah perpisahan sementara, sebab tak ada yang lebih indah selain bertemu dan berjumpa kembali di surgaNya. Suamiku, izinkan aku jadi niqob squadmu. Sehidup sesurga kita, insyaAllah.

0 komentar:

Posting Komentar