Minggu, 15 Oktober 2017

BURUNG TAK LAGI KEPAkKAN SAYAP



BURUNG TAK LAGI KEPAkKAN SAYAP

ceriah terlihat dibalik senyuman, burung-burung berkicau untuk menyambut sinar dipagi hari, Kegembiraan menyapa tak kala sang merah mulai menampakkan senyuman manisnya.
Daun-daunpun mulai megetarkan bibirnya saat sejuk dan hembusan angin pagi mulai menyelimuti. Gelombang laut mulai berdendang membawa karang ditepi pantai menyapa nelayan yang sedang mencari ikan. Seolah-olah mereka membius haus dan lapar dan ikan-ikanpun menyapa dengan ikhlas kesabaran
Hutan tropispun rela menyelimuti dibawahnya, Disaat sang merah terlarut semangat tuk menyapa sang fensnya.
Kini apa daya jiwa ini menerima akan kenyataan yang tak lagi seindah dulunya, semua kini tinggal hanya sebuah hayalan semata tak kala terbesit dimalam gulita
Yang dulunya berung-burung terbang keangkasa melayang-layang, bernyayi, berkicau, kini terpaku didalam sangkar yang dipenuhi dengan kesedihan.
Pohon cemara mulai tak ceriah, hutan mulai  melambaikan tangannya, sawah dan pohon pisangpun  mengucapkan salam perpisahan.
Mungkinkah mereka sudah merasah bosan akan keindahan? Ataukah mereka  hanya ingin diam dan mengikhlaskan kenyataan?..
Memang semua tak harus berjalan diatas poros, tapi apakah harus dengan tangisan untuk merubah sebuah keadaan.?.
Kusampaikan surat pada dewa yang duduk di atas kursi yang dihiasi dengan butiran kristal yang berkilau, mengadu kepastian diatas butiran airmata yang berlinang, berparas rupa demi perubaha, bersorak akan keadilan..
Tapi hati tak berani mencari kebenaran,Memberontak akan kebatilan,justru hantu melambaikan tangan akan kemenangan. Mereka hanya aktor sampah yang berseretandijalanan..!!!
Hingga hati mulai tak singkron bahkan mencapai batasan error, melihat para orator yang bersorak sorak dengan micropon, Angkat telpon..3x!!
Kata aktor dengan mulutnya yang congor menyongsong seperti anjing yang menggonggong, songor.. blongor sok jadi orator...!!
Kami orator.... bersorak demi monitoryang dilihat sang aktor agar tak lagi jadi propokator..
Mereka bersorak dengan bahasa orator, tapi sang aktor bergaya tololDan Menyapa dengan bahasa kotor dengan anggapan bukan seorang motifator yang harus disongsong..sangat kotor......!!!!!
Dan Kini semua kita lihat dilayar monitor  sebuah kenyataan yang tak dibisa dipungkiri oleh orator.. bahkan aktorpun yang mempropokator
30 september 2017> khairul Umam

Related Posts:

  • LANTUNAN DOAKU Normal 0 false false false IN X-NONE AR-SA … Read More
  • PIKAJAN KAKI KUPIKAJAN KAKI KU kuberjalan disepanjang juru jalan kutatap disetiap penjuru alam kuberpikir tuk sejuta alasan demi mencari sebuah alasan kuditerjang… Read More
  • PUTUS ASArapuh tapi tak patah disanjung tapi tak bangga ditepuk hilang semata ngantuk akupun gelisa keju...... campuran asin rasanya bergelenyur lidahpun me… Read More
  • PAPAN TULIStergores tampa luka tertusuk tampa darah.. percikan yang tertera sabar tampa marah... kau berjiwa pustaka mulia karna berharga.. PAPAN TULIS… Read More
  • JIWAKUtrik- trak-truk sentuhan masin menghiasi singapun mengauk tarikan pompa terbesuk. halus mulus mengkrucuk jaripun tertunduk kuda mengangguk ngangguk s… Read More

0 komentar:

Posting Komentar