Sabtu, 01 Juli 2017

Menulis catatan harian, siapa takut?

Menulis catatan harian, siapa takut? Kalau hanya menulis doang sih, mungkin gak ada yang takut. Tapi, kapan dan apa yang mau di ceritakan dalam topik tulisannya mungkin menjadi problem utama yang masih di takuti. Selama ini kegiatan mengasyikkan ini masih identik dengan para muda-mudi kita. Karena selama ini yang di rongrong oleh banyak rasa, cita, dan cinta masih melekat pada remaja. Ketika berbagai macam perasaan itu tak sanggup di tuangkan dalam bentuk ucapan. Maka, menumpahkan perasaan pada buku catatan harian menjadi pilihan yang masih relevan. Karena bukan hal tabu jika seorang remaja mampu menghasilkan kata-kata yang luar biasa ketika dirinya menjadi pemeran utama dalam ceritanya. Apalagi mereka yang biasa tersakiti oleh yang namanya cinta, bukan tidak mungkin tercipta sejuta kata yang tak pernah ada akhirnya. Begitulah remaja.
Meskipun tidak sedikit dari kita yang beranggapan bahwa menulis catatan harian adalah hal tidak berguna, itu pekerjaan ceweklah, sia-sia serta buang tenaga saja atau apalah itu. Anggapan miring ini tidak lebih dari ketidaktahuan mereka pada manfaat yang akan diperoleh dari aktivitas yang sebetulnya punya nilai positif-kretif ini.
Lewat catatan harian pengalaman data dstrukturkan, dikristalkan dan ditauri bumbu-bumbu karakter dari penulis. Dan taukah kalian? Bahan tulisan semacam inilah yang mahal harganya apabila kelak dipublikasikan dalam bentuk yang beragam.
Berikut ini ada beberapa hal menarik yang dapat kita petik dari hal menulis buku harian:

Teman Curhat Yang Paling Setia

Mencurahkan perasaan ke dalam buku harian dapat membantu kita agar bisa melalui masa-masa kelam penuh kesengsaraan, kegalauan yang terjadi dalam hidup dan kehidupan kita. Buku harian bisa menjadi teman curhat yang siap mendengarkan keluh-kesah yang kita rasakan, disaat kita merasa sedih, merasa dijauhi, atau pada saat ita merasa dikhianati, sedang tak ada seorangpun yang mau mendengarkan kita.  Menentukan cara untuk mengurangi perasaan sedih merupakan salah satu fungsi penting kecerdasan interpersonal. Siapa saja yang mampu melakukan ini, ia akan mampu membangun ketabahan, di samping kemampuan untuk terus maju dan terus berkembang.

Mengontrol Emosi Di Saat Drop

Menumpahkan rasa amarah, kesedihan, ketakutan, harapan dan kecemburuan pada buku harian dapat mencegah kita dari menguburkan emosi dalam-dalam, yang menyebabkan emosi itu sulit untuk diraih kembali.pegnggunaan huruf besar, tanda tanya, tanda seru atau kata sifat saat menulis buku harian merupakan cara kalian berteriak tanpa bersuara bahkan tanpa mengeluarkan tenaga.

Perpustkaan Pribadi

Buku harian layaknya sebuah ruangan yang dapat kalian datangi apabila kalian ingin melihat rekaman hidup diri kalian dan tempat menyendiri, tanpa perlu diawasi ataupun disensor. Buku harian laksana perpustakaan pribadi yang koleksinya adalah pengalaman diri kalian sendiri. Ia bisa menjadi tempat yang aman untuk menyimpan khayalan yang bersifat masa depan, kemasyhuran, ego, kekayaan, dan cinta sejati tanpa takut adanya penolakan.

Laboratorium Pribadi

Bagi kalian yang memiliki kecerdasan berbahasa, piawai dalam memainkan kata-kata, buku haria bisa juga menjadi laboratorium pribadi yang bisa kalian miliki. Inilah tempat para penulis muda menuangkan gagasan mereka dan buka tidak mungkin jika hal tersebut bisa berkembang menjadi novel, cerpen, kumpulan sajak atau mungkin buku tentang riwayat hidup kalian.

Lebih Mudah Menginstropeksi Diri


Kalau saja jejak langkah kita terekam baik dalam memori ingatan kita, maka kita bisa dengan mudah meriview perjalanan hidup yang selama ini kita lakukan untuk selanjutnya di evaluasi dan di telaah kira-kira kemanfataan apa yang telah kita sumbangkan buat orang-orang yang ada di sekitar kita ini dan kebiasaan buruk apa yang masih berada dalam diri kta. Bahkan tidak jarang kita mendapatkan sesuatu yang berharga dari kegiatan yang telah lama sekali berlalu.

0 komentar:

Posting Komentar