Menulis catatan harian, siapa takut? Kalau
hanya menulis doang sih, mungkin gak ada yang takut. Tapi, kapan dan apa yang
mau di ceritakan dalam topik tulisannya mungkin menjadi problem utama yang
masih di takuti. Selama ini kegiatan mengasyikkan ini masih identik dengan para
muda-mudi kita. Karena selama ini yang di rongrong oleh banyak rasa, cita, dan
cinta masih melekat pada remaja. Ketika berbagai macam perasaan itu tak sanggup
di tuangkan dalam bentuk ucapan. Maka, menumpahkan perasaan pada buku catatan
harian menjadi pilihan yang masih relevan. Karena bukan hal tabu jika seorang
remaja mampu menghasilkan kata-kata yang luar biasa ketika dirinya menjadi
pemeran utama dalam ceritanya. Apalagi mereka yang biasa tersakiti oleh yang
namanya cinta, bukan tidak mungkin tercipta sejuta kata yang tak pernah ada
akhirnya. Begitulah remaja.
Meskipun
tidak sedikit dari kita yang beranggapan bahwa menulis catatan harian adalah hal
tidak berguna, itu pekerjaan ceweklah, sia-sia serta buang tenaga saja atau
apalah itu. Anggapan miring ini tidak lebih dari ketidaktahuan mereka pada
manfaat yang akan diperoleh dari aktivitas yang sebetulnya punya nilai
positif-kretif ini.
Lewat
catatan harian pengalaman data dstrukturkan, dikristalkan dan ditauri
bumbu-bumbu karakter dari penulis. Dan taukah kalian? Bahan tulisan semacam
inilah yang mahal harganya apabila kelak dipublikasikan dalam bentuk yang
beragam.
Berikut
ini ada beberapa hal menarik yang dapat kita petik dari hal menulis buku
harian:
Teman
Curhat Yang Paling Setia
Mencurahkan
perasaan ke dalam buku harian dapat membantu kita agar bisa melalui masa-masa
kelam penuh kesengsaraan, kegalauan yang terjadi dalam hidup dan kehidupan
kita. Buku harian bisa menjadi teman curhat yang siap mendengarkan keluh-kesah
yang kita rasakan, disaat kita merasa sedih, merasa dijauhi, atau pada saat ita
merasa dikhianati, sedang tak ada seorangpun yang mau mendengarkan kita. Menentukan cara untuk mengurangi perasaan
sedih merupakan salah satu fungsi penting kecerdasan interpersonal. Siapa saja
yang mampu melakukan ini, ia akan mampu membangun ketabahan, di samping
kemampuan untuk terus maju dan terus berkembang.
Mengontrol
Emosi Di Saat Drop
Menumpahkan
rasa amarah, kesedihan, ketakutan, harapan dan kecemburuan pada buku harian
dapat mencegah kita dari menguburkan emosi dalam-dalam, yang menyebabkan emosi
itu sulit untuk diraih kembali.pegnggunaan huruf besar, tanda tanya, tanda seru
atau kata sifat saat menulis buku harian merupakan cara kalian berteriak tanpa
bersuara bahkan tanpa mengeluarkan tenaga.
Perpustkaan
Pribadi
Buku
harian layaknya sebuah ruangan yang dapat kalian datangi apabila kalian ingin
melihat rekaman hidup diri kalian dan tempat menyendiri, tanpa perlu diawasi
ataupun disensor. Buku harian laksana perpustakaan pribadi yang koleksinya
adalah pengalaman diri kalian sendiri. Ia bisa menjadi tempat yang aman untuk
menyimpan khayalan yang bersifat masa depan, kemasyhuran, ego, kekayaan, dan
cinta sejati tanpa takut adanya penolakan.
Laboratorium
Pribadi
Bagi
kalian yang memiliki kecerdasan berbahasa, piawai dalam memainkan kata-kata,
buku haria bisa juga menjadi laboratorium pribadi yang bisa kalian miliki. Inilah
tempat para penulis muda menuangkan gagasan mereka dan buka tidak mungkin jika
hal tersebut bisa berkembang menjadi novel, cerpen, kumpulan sajak atau mungkin
buku tentang riwayat hidup kalian.
Lebih
Mudah Menginstropeksi Diri
Kalau
saja jejak langkah kita terekam baik dalam memori ingatan kita, maka kita bisa
dengan mudah meriview perjalanan hidup yang selama ini kita lakukan untuk
selanjutnya di evaluasi dan di telaah kira-kira kemanfataan apa yang telah kita
sumbangkan buat orang-orang yang ada di sekitar kita ini dan kebiasaan buruk
apa yang masih berada dalam diri kta. Bahkan tidak jarang kita mendapatkan
sesuatu yang berharga dari kegiatan yang telah lama sekali berlalu.
0 komentar:
Posting Komentar