
Masa kanak-kanak adalah masa
penanaman. Keberhasilan proses dari penanaman karakter itu akan terasa apabila
ia telah tumbuh dewasa, yaitu mampu menangkap hal baik dan siap
melaksanakannya.
Dalam konsep agama, Islam hanya
mengenal dua tenggang waktu pada manusia, yakni masa anak-anak dan dewasa.
Kedua masa ini dipisahkan dengan aqil-baligh, yang ciri-cirinya bisa
diketahui dengan pendekatan ilmu fikih. Pada masa awal baligh inilah,
istilah remaja menjadi populer.
Masa anak-anak adalah masa
penanaman. Keberhasilan proses penanaman pada anak akan ditandai dengan
kondisi mumayyiz, yaitu mampu menangkap hal baik dan siap melaksanakannya.
Amalan anak mumayyiz dinyatakan sah menurut fikih dan pahalanya Allah
berikan kepada pendidiknya.
Bila penanaman pada masa anak
berhasil, maka anak akan tumbuh sebagai remaja dewasa yang melaksanakan
pengabdian dengan total dan kehati-hatian. Bila tidak berhasil, tugas penanaman
harus terus dilanjutkan, walau usia anak telah mencapai remaja bahkan dewasa.
Karena pohon dengan akar yang buruk akan menghasilkan buah yang buruk, bahkan
mengancam eksistensi pohon itu sendiri.
Banyak orang tua rela
mengeluarkan banyak uang untuk pendidikan anaknya agar tumbuh menjadi anak yang
berkualitas dan berkarakter baik. Di sekolahnya mereka diajarkan ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan organisasi. Ketiga ilmu ini penting, karena
sejatinya manusia diciptakan untuk menjadi khalifah Allah yang memakmurkan
bumi-Nya.
Memimpin tidak sama halnya
dengan supir angkot, yang mengantarkan penumpangnya menuju satu tujuan, setelah
itu ia meninggalkannya. Juga tidak sama seperti bos yang selalu menyuruh-nyuruh
bawahannya. Pemimpin harus seperti layaknya imam salat. Ia tidak hanya
memberikan segesti kepada makmumnya, tetapi harus melakukan perbuatan (amal)
dengan sempurna terlebih dahulu, sebelum perbuatan itu dilakukan oleh
makmumnya.
Hanya ada satu hal yang dapat
membuat seseorang menjadi pemimpin sejati, yaitu sikap siap memimpin dan siap
dipimpin, dan Sikap ini telah diaplikasikan oleh manusia pilihan, yang menjadi
suri tauladan yang bagi setiap manusia. Dialah Baginda Rasulullah saw, pemimpin
terbaik yang telah sukses mengemban risalah berat dari Allah. Beliau berhasil
mempersatukan bangsa Arab dalam ketauhidan di bawah naungan Islam dengan
bermodal satu sikap, siap memimpin dan dipimpin, hingga Arab pun tampil menjadi
penguasa peradaban.
Namun, modal siap memimpin dan
dipimpin tidaklah mudah. Terkenal dalam sejarah, ada satu makhluk dari golongan
jin yang telah melakukan pengabdian kepada Allah sejak ribuan tahun sebelum
Adam diciptakan. Tapi, tiba-tiba membangkang oleh karena satu hal saja, hanya ingin
memimpin namun tidak siap dipimpin.
Dialah Iblis yang dengan penuh
kesombongan menolak perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam. Satu yang
membuat dirinya enggan untuk memenuhi perintah Allah tersebut, “iblis tidak
siap dipimpin”, karena merasa dirinya lebih mulia dari pada Nabi Adam. Sikap
Iblis pun ditegur dan disalahkan Allah. Hingga Iblis dikutuk dan diharamkan ia
kembali ketempat dimana dahulu ia pernah hidup disana.
Jerakah iblis ketika dia
mendapatkan hukuman tersebut? Tidak! Justeru perbuatannya semakin menjadi-jadi.
Bahkan ia meminta izin kepada Allah supaya usianya ditangguhkan, karena ia
bertekad mengganggu dan menggoda manusia. Sejak saat itu, Iblis mendedikasikan
diri dan waktunya dalam kedurhakaan dan menyesatkan.
Telah nyata permusuhan Iblis
kepada manusia. Seumur hidupnya umat manusia tidak akan pernah aman dari
gangguannya. Maka, siapkanlah berbagai macam daya upaya untuk menghalaunya,
agar kita bisa menapaki jalan kembali ke kampung halaman kita yaitu
surga-Nya. Aamiin yaa Allah yaa Rabbal ‘aalamiin.
0 komentar:
Posting Komentar