
Hari gini gak kenal Sosial
Media? Emang lu kemana aja? Begitulah ejekan yang teman kalian ucapkan dan mungkin
kalian pernah di ejek atau di tertawai di halayak ramai gara-gara kalian
bertanya tentang Media Sosial itu apa? Demikianlah muda-mudi kita hari ini.
Ngomongin masalah Dunia Maya
memang tak ada habisnya. Disamping dari pelayanan dan penyajiannya yang
terbilang baik, membuat para penggunanya bisa lupa waktu. Selain itu, internet
kemudahan mengakses layanan berstatus tidak layak dipertontonkan. Na’udzubillah.
Yaaa, Media sosial memang
menjadi racun bagi siapa pun, terutama bagi generasi muda kita. Begitu mudahnya
akses internet saat ini, turut memudahkan orang-orang yang tak bertanggung
jawab untuk menyebarkan “penyakit”nya. Hanya dengan sekali sentuh, orang-orang
dapat melihat gambar, tontonan, bacaan yang tidak mendidik. Yang menjadi korban
tentu saja para pengguna media sosial, khususnya anak-anak.
Selain itu, maraknya kejahatan
juga dapat bermula dari media sosial. Kita sering mendengar ada remaja diculik oleh orang yang baru dikenalnya lewat media sosial dan kebanyakan korbannya adalah para wanita muda yang masih labil dengan dunia maya. Media sosial juga
dapat menjadi sasaran empuk para pebisnis yang tidak bertanggung jawab.
Maraknya penipuan dalam jual beli sudah sangat sering terjadi, bahkan sudah
menjadi hal lumrah dimasyarakat maya.
Meskipun dunia maya terdapat
sisi positifnya, alangkah baiknya kewaspadaan harus tetap dijaga pada saat kita
menggunakan media sosial dengan bijak dan tepat sesuai porsinya. Jangan sampai
berlebih-lebihan dalam menggunakannya, karena Allah SWT tidak menyukai sesuatu
yang berlebih-lebihan. Apalagi sampai melupakan kewajiban-kewajiban kita
sebagai hamba Allah. Gunakanlah media sosial sewajarnya dan tepat penggunaannya.
Allah SWT berfirman yang
artinya sebagai berikut:
“Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. al-A’raaf [7]: 31).
0 komentar:
Posting Komentar